ANALISIS MEKKAH SEBAGAI PUSAT BUMI TERHADAP
SISTEM WAKTU SHALAT DI INDONESIA
A. Latar Belakang
Penentuan awal waktu shalat meupakan bagian dari ilmu falak yang perhitungannya ditetapkan bedasarkan garis edar matahari atau penelitian posisi matahari terhadap bumi (Agafi, Mukri, 2002: 53)
Shalat merupakan ibadah mahdhah yang pragmatis dan dalam penentuan waktunya merupakan hasil implementasi dari dialektika antara ilmu fiqh dan ilmu astronomi.
Firman Allah SWT dalam QS an Nisa’ 103 sebagai berikut :
Artinya :Maka apabila kamu Telah menyelesaikan shalat(mu), ingatlah Allah di waktu berdiri, di waktu duduk dan di waktu berbaring. Kemudian apabila kamu Telah merasa aman, Maka Dirikanlah shalat itu (sebagaimana biasa). Sesungguhnya shalat itu adalah fardhu yang ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman. (QS An Nisa’ 103)
Sedangkan waktu shalat, terlebih lagi “awal waktu shalat” dalam Al Qur'an istilah tersebut tidak ditemukan. Namun yang ada adalah istilah kitaban mauquta, meskipun demikan istilah awal waktu shalat telah dikenal di masyarakat .

Pi  (π)
Pi adalah rasio dari keliling lingkaran dengan diameternya, nilai pi yang sering kita gunakan adalah 3.14159 ada pula pi dengan nilai yang banyak 3,14159265358979323846.
Pi adalah angka yang sangat tua. Mesir dan Babel tahu tentang keberadaan pi rasio konstan, meskipun degan nilai yang hampir sama. Mereka tahu bahwa itu adalah sedikit lebih besar dari 3; orang Babel memiliki pendekatan dari 3 1 / 8 (3,125), dan Mesir memiliki pendekatan yang agak lebih buruk dari 4 * (8 / 9) ^ 2 (sekitar 3,160484), yang sedikit kurang akurat dan lebih sulit untuk digunakan.
Hukum I Kepler
Lintasan setiap planet ketika mengelilingi matahari berbentuk elips, di mana matahari terletak pada
salah satu fokusnya.

Hukum II Kepler
Luas daerah yang disapu oleh garis antara matahari dengan planet adalah sama untuk setiap periode
waktu yang sama.


Hukum III Kepler
Kuadrat waktu yang diperlukan oleh planet untuk menyelesaikan satu kali orbit sebanding dengan
pangkat tiga jarak rata‐rata planet‐planet tersebut dari matahari.



Hukum Newton 1 
hukum newton 1 (inersia) resultan gaya bekerja  pada benda nol atau tidak ada gaya pada benda, maka benda akan diam atau GLB.

Hukum Newton 2
hukum newton 2 percepatan benda berbanding lurus dgn gaya yg bekerja dan berbanding terbalik dg massa benda. arah percepatan sama dg arah gaya.

Hukum Newton 3
hukum newton 3 (aksi dan reaksi) benda 1 memberi aksi pada benda k2